top of page

Sejarah
Eyang Djoego

Berdasarkan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Pengageng Kantor Tepas Darah Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Nomor: 55/TD/1964 yang ditandatangani Oleh Kanjeng Tumenggung Danoehadiningrat pada tanggal 23 Juni 1964,  riwayat hidup Eyang Kyai Zakaria II adalah sebagai berikut:

  • Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana I (Pangeran Puger)

  • Berputra Bandoro Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro

  • Berputra Kanjeng Kyai Zakaria I

  • Berputra Raden Mas Soeryokoesoemo atau Raden Mas Soeryodiatmodjo yang kemudian dikenal di masa dewasanya sebagai Kyai Zakaria II atau Eyang Djoego

​

Secara lengkap, Eyang Kyai Zakaria II adalah cicit dari Susuhunan Paku Buwana I yang memerintah Kraton Mataram dari tahun 1705 sampai tahun 1719. Ayah dari Eyang Kyai Zakaria II adalah seorang ulama besar di lingkungan Kraton Kartasura pada saat itu. Di masa mudanya Raden Mas Soeryokoesoemo atau Raden Mas Soeryodiatmodjo sudah menunjukkan minat yang besar untuk mempelajari hal-hal di bidang keagamaan Islam.

 

Kemampuannya yang cakap dan ketekunannya dalam mempelajari hal-hal keagamaan memperkenankan Raden Mas Soeryokoesoemo yang sudah dewasa untuk mengubah namanya nunggak semi dengan ayahandanya, menjadi Kyai Zakaria II sesuai Peparing Dalem Asmo atas izin Kanjeng Susuhunan Paku Buwana V.

​

Dalam pengembaraannya ke daerah Jawa Timur setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda di Magelang, Kyai Zakaria II berganti nama menjadi Eyang Sadjoego atau singkatnya Eyang Djoego. Beliau tidak lagi menggunakan nama bangsawan atau ulama keraton yang sudah terkenal itu, melainkan nama menyerupai rakyat biasa agar identitasnya tidak diketahui orang lain, terutama pihak Belanda.

​

Di masa kehidupannya, Eyang Djoego berwasiat jika meninggal dunia untuk dimakamkan di Lereng Gunung Kawi. Eyang Djoego meninggal di padepokannya di Desa Jugo, Kecamatan Sanan, Kabupaten Blitar, pada Hari Minggu Legi, Malam Senin Pahing pukul 01.30 WIB, tanggal 22 Januari 1871 atau tanggal 1 Selo Dzulhijah tahun 1799 dal.

bottom of page