top of page
Gambar penulisPutri Ulandari

Mengenalkan Pesarean Gunung Kawi melalui Kawi Paradise

Diperbarui: 11 Sep 2023





Foto: Dokumentasi pribadi

Kawi Paradise merupakan kegiatan yang terdiri seminar, pelatihan dan pameran fotografi yang mengambil judul Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Ritus Pangan dan Papan, berlokasi di Pesarean Gunung Kawi. Berlangsung dari tanggal 2-7 Oktober 2022, pembukaan seminar dilaksanakan tanggal 2 Oktober dan dibuka Camat Wonosari, Ibu Desy Ariyanti (perwakilan dari Bupati Malang). Peserta yang terlibat berasal dari beragam kota di Jawa Timur. Adapun tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan ruang interaksi budaya antar etnis dan agama di wilayah Pesarean Gunung Kawi kepada peserta serta dapat menjadi stimulus ekonomi masyarakat lokal pasca pandemi COVID-19.


Selama lima hari, Kawi Paradise melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Setelah pembukaan seminar di tanggal 2 Oktober,seminar fotografi dilaksanakan hingga sore hari. Malam harinya, peserta diajak mengikuti upacara tradisional Penyekaran Senin Pahing bersama-sama dengan karyawan dan pedagang di area Pesarean Gunung Kawi. Hari berikutnya (3/10), peserta mengikuti satu sesi materi serta praktik fotografi secara langsung. Kemudian di tanggal 4 Oktober, peserta kembali ke rumah masing-masing. Foto terbaik yang mereka potret di 3 Oktober kemudian dikurasi dan dipamerkan di tanggal 5-7 Oktober.




Foto: Dokumentasi pribadi

Di hari pertama (2/10), pelaksanaan seminar terbagi menjadi 3 sesi. Materi pertama yang membahas seputar sejarah Pesarean Gunung Kawi disampaikan oleh RR. Yusworini sebagai salah satu ahli waris Pesarean Gunung Kawi. Penyampaian materi ini agar peserta yang sebelumnya belum mengerti tentang Pesarean Gunung Kawi dapat memahami sedikit sejarah dari Pesarean Gunung Kawi. Di sesi kedua, fotografer Fully Syafi menyampaikan (materi) tentang fotografi jurnalistik, peserta dijelaskan cara memotret foto yang dapat menyampaikan sebuah cerita atau story telling kepada penonton. Sesi terakhir ditutup oleh Advisor Gusdurian dan Board Center for Marginalized Communities Studies (CMARs) Surabaya, Wahyuni Widyaningsih. Dalam kesempatan ini, perempuan yang akrab disapa Mbak Yuni ini menyampaikan pentingnya toleransi dan menerima perbedaan terutama dalam hal keagamaan atau kepercayaan. Hal ini berkaitan dengan maraknya tindak kekerasan intoleransi dan ekstrimisme yang berbasis agama yang terjadi belakangan ini.




Foto: Dokumentasi pribadi

Senin (3/10), peserta melanjutkan dengan praktik fotografi di area wisata Pesarean Gunung Kawi sebagai bagian dari tema yakni ritus papan. Sedangkan untuk ritus pangan, peserta mendapatkan kesempatan melakukan fotografi ketika karyawan (Dapur Pesarean Gunung Kawi) menyiapkan Sesaji untuk memperingati hari wafat Eyang Djoego serta proses Ngambeng atau menyiapkan Selamatan. Peserta sangat antusias untuk mengetahui dan memotret Uborampe yang dibutuhkan dalam acara peringatan tokoh yang dimakamkan di lereng Gunung Kawi ini. Setelah sesi praktik fotografi selesai, peserta kembali ke tempat seminar untuk mempresentasikan beberapa foto karya mereka di depan pemateri fotografi Fully Syafi.




Foto: Dokumentasi pribadi

Pembukaan pameran fotografi dilaksanakan di hari Rabu (5/10) pagi dengan menampilkan satu foto terbaik karya peserta diatas panggung. Pameran fotografi ini telah berlangsung dari tanggal 5-7 Oktober di sepanjang jalan dari depan Masjid Agung RM. Iman Soedjono hingga area pedagang bunga. Pameran fotografi Kawi Paradise ini cukup menarik perhatian pengunjung terutama di tanggal 6 Oktober karena bertepatan dengan peringatan malam Jumat Legi sehingga pengunjung di Pesarean Gunung Kawi lebih ramai dibandingkan hari biasa.


Pada penutupan pameran (7/10), panitia menyampaikan laporan selama kegiatan Kawi Paradise berlangsung dan mengucapkan terima kasih atas bantuan serta kerjasama dari semua pihak yang terlibat. Harapannya dengan adanya acara ini dapat membantu mengenalkan Pesarean Gunung Kawi kepada anak muda yang sebelumnya belum tahu mengenai Pesarean Gunung Kawi.


Sumber: Pribadi

34 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page